BERITAGARUT.COM — Kokain berasal dari ekstrak daun tanaman Erythroxylum coca atau disebut juga daun koka. Tanaman ini banyak tumbuh di Amerika Selatan dan sudah sejak lama digunakan masyarakat setempat untuk ritual keagamaan dan penambah stamina.
Namun, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengategorikan kokain sebagai NAPZA golongan I dan hanya diperbolehkan penggunaannya untuk tujuan ilmu pengetahuan. Hal ini karena kokain dapat memberikan efek berbahaya bila sampai disalahgunakan.
Bentuk Penyalahgunaan Kokain
Penyalahgunaan kokain dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Free base
Free base merupakan kokain murni tanpa zat tambahan lain yang dibuat berbentuk kristal. Kokain jenis ini biasanya digunakan dengan cara dipanaskan hingga menghasilkan asap, kemudian dihirup.
Kokain bubuk
Jenis kokain ini berbentuk bubuk halus berwarna putih dan sering dicampur dengan gula, tepung maizena, vitamin, atau tepung. Kokain bubuk sering digunakan dengan cara disedot atau dihirup melalui hidung, disuntik ke pembuluh darah, dikonsumsi melalui mulut, atau digosokkan ke gusi.
Efek dari Penggunaan Kokain
Kokain merupakan salah satu jenis narkoba yang dapat menyebabkan efek adiksi atau ketergantungan obat. Ketika sudah terkena efek ini, penggunanya akan merasakan dorongan untuk terus menggunakan kokain.
Kokain bisa membuat penggunanya merasa gembira, berenergi, banyak bicara, dan lebih percaya diri dalam waktu singkat. Efek kokain lainnya adalah perubahan suasana hati secara drastis serta menghilangkan rasa sakit dan lelah. Namun, efek tersebut hanya berlangsung sekitar 30 menit hingga 3 jam.
Ketika kokain berhenti digunakan, akan muncul gejala putus obat. Efek ini dapat menimbulkan gangguan mental, seperti depresi, perubahan mood, psikosis, perubahan perilaku yang kadang mengarah pada kekerasan, sulit tidur, dan gelisah.
Namun, jika sering digunakan, kokain bisa membuat penggunanya mulai mengalami paranoia, halusinasi, panik, mudah marah, suka melakukan kekerasan, cemas, serta melakukan tindakan yang aneh dan berulang.
Bahaya Kokain bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Kokain dapat memberikan berbagai efek yang dapat membahayakan dan mengganggu berbagai fungsi organ tubuh. Berikut ini adalah bahayanya:
1. Otak
Kokain dapat memicu gangguan fungsi otak dan salah satunya adalah produksi hormon dopamin, yaitu senyawa kimia yang berperan menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh.
Hal ini dapat memicu berbagai gejala, seperti kejang dan kelainan gerak tubuh seperti tremor. Bila digunakan dengan dosis tinggi, kokain bisa menyebabkan mati otak.
2. Jantung
Penggunaan kokain dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah serta mempersempit pembuluh darah yang memasok darah ke jantung. Bila tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memicu serangan jantung dan aritmia yang membahayakan nyawa.
3. Kulit
Penggunaan kokain dengan cara suntik berisiko menyebabkan infeksi pada kulit dan jaringan sekitarnya, termasuk otot. Infeksi yang terjadi umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. Bakteri tersebut terdapat pada jarum suntik yang tidak steril atau dipakai secara bergantian.
4. Saluran pencernaan
Penggunaan kokain jangka panjang juga dapat mempersempit pembuluh darah ke usus, menimbulkan luka di sepanjang saluran pencernaan, dan memicu kebocoran di lambung atau usus.
5. Paru-paru
Menghirup kokain dengan hidung dapat memicu iritasi yang menyebabkan hidung berair, kehilangan indra penciuman, dan mimisan. Sementara itu, mengonsumsi kokain dengan cara dihisap menyerupai rokok bisa membuat paru-paru mengalami iritasi, rentan infeksi, dan bahkan mengalami kerusakan permanen.
6. Ginjal
Kokain dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penderita hipertensi yang juga pengguna kokain dapat mengalami percepatan kerusakan ginjal jangka panjang, karena kokain dapat meningkatkan tekanan darah.
Bahaya Penyalahgunaan Kokain Lainnya
Tak hanya pada organ tubuh, penyalahgunaan kokain juga dapat membuat penggunanya kehilangan nafsu makan sehingga membuat berat badannya turun drastis dan mengalami gizi buruk.
Pemakaian kokain juga berkaitan erat dengan infeksi serius, seperti HIV dan hepatitis. Risiko tertular penyakit ini akan semakin tinggi pada pengguna kokain yang menggunakan jarum suntik bergantian dengan pengguna lain.
Kematian mendadak kadang dapat terjadi akibat serangan jantung, kejang, henti napas, dan koma, terutama bagi pecandu yang menggunakan kokain bersamaan dengan minuman beralkohol. Efek ini juga berisiko terjadi karena overdosis.
Ibu hamil yang menggunakan kokain dapat meningkatkan risiko janin mengalami gangguan perkembangan, cacat lahir, kelainan otak dan sistem saraf pusat, terlahir secara prematur, dan bahkan meninggal sebelum dilahirkan.